Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masyarakat Lampung Pepadun dan Saibatin

Masyarakat Lampung merupakan masyarakat yang tinggal di Provinsi Lampung. Terdapat istilah sebutan yaitu Pepadun dan Saibatin. 
Di Provinsi Lampung terdapat adat istiadat disebut Pepadun dan Saibatin. Kehidupan masyarakat yang ada di daerah lampung juga  unik mulai dari adat istiadat, warisan budaya leluhur yang sangat beragam. 

Budaya yang selalu dijunjung dan dilestarikan guna mempertahankan warisan nenek moyang sejak zaman dahulu yang terus dilestarikan. Budaya sebagai jati diri masyarakat, bahkan Indonesia dikenal dengan keragaman budaya dan adat istiadat yang unik. 
Sebagai daerah yang memiliki adat istiadat, juga memiliki hasil pertanian dan perkebunan yang melimpah. Adat istiadat memiliki keunikannya dan perlu diketahui untuk menambah wawasan pengetahuan. 

Perbedaan antara masyarakat adat Pepadun dengan Saibatin ini sebagai bukti bahwa keberagaman dan keunikan tradisi yang sudah turun temurun. Berbeda bukan berarti harus terpecah belah melainkan sebagai bentuk cara masyarakat agar lebih mudah mengenali adat istiadat melayu. 

Masyarakat daerah di Provinsi Lampung juga menjunjung tinggi rasa persatuan dan kebersamaan dalam kekeluargaan. Maka tak heran jika keduanya hidup rukun, tentram, dan damai.

Untuk memberikan pemahaman sebagai pengetahuan untuk masyarakat adat saibatin dan pepadun, sebagai berikut:

Bahasa Dialek

Hal yang paling mudah bagi anda dalam mengetahui antara lampung pepadun dengan saibatin dari segi bahasa yang digunakan. Lampung pepadun menggunakan dialek O, sedangkan daerah di Provinsi Lampung adat Saibatin yakni Dialek A.

Contoh bahasa yang digunakan Dialek A dan O;
  • Lampung Pepadun: "Sapa Geghal mu?" Artinya "Siapa namamu?". Contoh lain: Nuwo artinya "rumah".
  • Lampung Saibatin "Sapa Gelagh mu?" Artinya "Siapa namamu?". Rumah dialek A yakni "Lamban".
Pakaian Adat

Selain bahasa dialek, anda dapat mengetahuinya dari Pakaian adatnya. Jika masyarakat lampung pepadun berwarna putih. Mahkota siger berjumlah 9 lekukan untuk pengantin wanita, dan Kopiah kuning emas untuk mahkota laki-laki. Kemudian sarung songket utama sebagai kain kebanggan.

Sedangkan untuk Lampung Saibatin, mahkota siger berjumlah 7 lelukan dengan pakaian adat seperti pernikahan identik dengan warna merah dan warna hitam dengan sarung songket kebanggan warisan leluhur sejak zaman dahulu.

Tempat tinggal

Selanjutnya ciri untuk mengenali yang dapat anda lihat yakni dari segi tempat tinggal. Dimana masyarakat lampung pepadun mendiami di daerah dataran tinggi. 

Untuk saibatin yang tinggal di daerah pesisir pantai. Maka tak heran jika banyak yang menyebutnya daerah pesisir karena berada di pesisir pantai di wilayah sumatera bagian selatan.