Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Sagata, Jenis, dan Contohnya

Pengertian Sagata (Bahasa Daerah Lampung) Jenis, dan Contohnya. Sagata Lampung merupakan sebutan dalam bahasa daerah mengenai pantun. Sagata daerah Lampung memiliki beberapa jenis, meliputi: Sagata Nagguh, Sagata Buhaga, Sagata Nyindekh, Sagata Lalagaan, dan Sagata Sanak Ngababang. 

Sagata ialah Pantun sebagai Puisi lama yang memiliki 2 bait sampiran dan 2 bait isi. Hingga saat ini pemahaman mengenai Sagata terus dipelajari dibangku sekolah khususnya di mata pelajaran muatan Lokal.
Pemahaman Sagata Lampung perlu dilakukan, sebagai bentuk melestarikan budaya dan menambah pengetahuan dalam Budaya, Agar Sagata dapat diketahui dan dipelajari masyarakatnya.

Pengertian Sagata, Jenis, dan Contohnya

Sagata merupakan pantun, istilah penyebutan dalam Bahasa Daerah Lampung yang terdiri dari 4 baris. Dua baris awal adalah sampiran sebagai pelengkap dan terkadang tidak memiliki arti. Setiap baris pada Sagata bersajak AB, AB. Pada dua bait terkahir memiliki makna yang di maksudkan.

Sejak zaman dahulu, Sagata juga dipakai dalam kehidupan sehari-hari sesuai pada tempat dan kondisinya. Misalnya, pada upacara adat seperti pernikahan, berpidato, dan acara lainnya.

Sagata dipakai saat sebelum salam pembukaan dan penutup. Begitu pula dengan Sagata yang bersifat hiburan, digunakan sesuai kondisinya.

Sagata daerah Lampung perlu di pelajari untuk mempertahankan khazanah Budaya sebagai warisan zaman dahulu. Sagata daerah Lampung mudah dipelajari dengan bahasa daerah baik dalam penggunaan dari bait sampiran hingga bait bagian isi pantun

5 Jenis Sagata Daerah Lampung dan Contohnya

Sagata Lampung terdiri dari 5 jenis. Setiap baitnya sama halnya dengan pantun pada umumnya hanya saja menggunakan Bahasa Lampung. Untuk mengetahui dengan jelas, Berikut 5 Jenis Sagata Lampung dan Contohnya; 

1. Sagata Nangguh

Sagata Nagguh adalah Sagata yang berisikan makna berpamitan, dimulai dari ucapan salam kepada hadirin. Jenis Sagata ini digunakan pada saat pertemuan dan perpisahan. Dimana dari kata Nangguh artinya berpamitan.

Contohnya:
Robbikum ya robbikum
Robbikum sollu ala
Assalamualikum
Jama ketti sai wat dija

Tanno nyak haga nagguh
Jama ketti sai dija
Hangon ku angkah induh
Aga do pak mak ti dipa

2. Sagat Buhaga

Sagata Buhaga adalah jenis Sagata yang memiliki rangkaian kata dalam kalimat yang memiliki makna terhadap keinginan seseorang. Baik mengenai masalah keinginan yang hendak diungkapkan.

Contohnya:
Tanno ji nyak butangguh
Kik pak do unyin mak dija
Kuk mata adu ti keluh
Lain kuk sai ku ghasa

Nyak ajujogh rik tihiwang
Ngipus luh nampon dagu
Tanno dek jah gham mulang
Ngajong do mingan ghadu

3. Sagata Nyindekh

Sagata Nyindekh adalah jenis sagata yang memiliki makna terhadap hal-hal yang kurang berkenaan. Bisa saja ke hal yang baik atau yang buruk. Biasanya meliputi prilaku atau perangai seseorang.

Contohnya:
Api ki sai handak-handak
Handak kumbang ni kupi
Wat muli buntogh pudak
Sapa nihan kik gelagh ni

Way balak gandai-gandai
Haghus matoh ko helu
Ana sabah ghadu ti gadai
Ngabayan ya mak laju

Dang miwang niku anak
Kanntu luh mu bela
Nangun lakun ni sanak
Balak ngajong di jawa

Tanno sakik ti sandang
Tumbai pungah pughigu
Jak ngugha hati cadang
Sesol mulang diniku

Batang kandis meghalis
Kidang kabegu-begu
Neraka pitu lapis
Ku selom do ki wek niku

4. Sagata Lalagaan

Sagata Lalagaan adalah tergolong dalam jenis pantun jenaka yang bersifat hiburan ceria. Makna disetiap baitnya terdiri dari hal-hal yang lucu sebagai media hiburan. Untuk penggunaannya pun juga tak terbatas, bisa disaat bersantai, atau pada kegiatan lainnya.

Contoh:
Mubil bis bela minyak
Taru di wono sobo
Ki niku tiram dinyak
Liak kon di lom puto

Indah ni lawok siging
Mantos kanjak jak tengah
Kanjak jak arok angging
Niku do sai ku penah

5. Sagata Sanak Ngababang

Sagata ini merupakan jenis Sagata dalam bahasa daerahLampung yang berisifat menghibur juga. Saling saut menyaut saat pekerjaan santai dan berkumpul. 

Contohnya:
Menna dek niku nyunjong
Nyak dughi bebasuhan
Mena dek niku ngajong
Nyak dughi dang duayukon

Wai wala ki way wala
Wai wala pancor pitu
Niku lagi sekula
Ku penah kapan ghadu
_________________________

Jika dilihat dari setiap bait Sagata sangat mudah dipahami jika diartikan dalam Bahasa Indonesia. Contoh sagata atau pantun diatas dapat dipakai. Pengertian sagata, jenis, dan contohnya tersebut untuk sekedar menambah pengetahuan bersama dalam melestarikan Budaya warisan zaman dahulu.

Sagata daerah Lampung salah satu budaya yang memiliki nilai seni, motivasi, dan perumpamaan. Terdapat pesan-pesan moral dalam kehidupan yang di tuangkan menggunakan Bahasa Daerah Lampung.

Simak Video Belajar Bahasa Daerah Lampung: